Rabu, 19 November 2014

Orang Timur Tengah Menerima Isa Al-Masih


Timur TengahSaya tinggal di Timur Tengah. Usia 18 tahun saya telah menjadi anggota kelompok Islamiah yang dipimpin saudara saya. Saya melakukan segala sesuatu untuk Allah. Dalam waktu singkat saya telah mendapat pelatihan cara menggunakan sejata api dan membuat peledak.

Mempelajari Kembali Al-Quran

Saya tidak merasa nyaman dengan apa yang saya lakukan saat itu. Menyakiti orang lain demi Allah. Apakah saya atau kelompok ini telah salah mengerti tentang ajaran Allah. Saya mulai mempelajari Al-Quran dan Hadis dengan bantuan seorang pemimpin kelompok dan mencari tahu apa yang telah terlewatkan.
Setelah mempelajari Al-Quran beberapa tahun. Akhirnya saya menemukan Islam bukanlah jalan damai Allah seperti yang saya percayai selama ini. Sungguh, penemuan ini membuat saya sangat terkejut.

Membunuh Demi Jalan Allah

Kenyataannya Islam bukanlah jalan damai Allah, melainkan suatu kekerasan. Jika saya melakukan kehendak Allah dengan cara apapun termasuk membunuh, saya katakan itu bukan jalan Allah. Saya tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Islam. Namun pada titik itu saya yakin Islam tidak menuntun saya kepada Allah.

Bertemu Dengan Orang Kristen Yang Penuh Kasih

Saya sungguh kecewa. Akibatnya saya mulai menggunakan narkoba dan tidak berbicara kepada Allah sama sekali. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seorang Kristen. Pengetahuannya tentang teologi tidak terlalu dalam, tetapi dia penuh kasih terhadap sesama. Dia bercerita kepada saya bagaimana temannya dibunuh oleh anggota Islamiah. Dibunuh karena dia Kristen dan tidak membayar “jiziah.” Jiziah adalah pajak yang dikenakan kepada orang Kristen dan Yahudi di negara Islam menurut Al-Quran.
Awalnya saya tidak tahu teman baru saya seorang Kristen. Ketika saya mengetahuinya saya terkejut sekali. Apa yang saya pelajari selama ini tentang Kekristenan dari tulisan-tulisan Islamiah dan pendapat Nabi Muhammad sangat merendahkan mereka. Lalu saya bertanya kepadanya, apakah saya bisa mendapatkan sebuah Alkitab.

Mulai Membaca Alkitab

Saya mulai membaca Alkitab. Disana saya menemukan perbedaan besar antara apa yang sesungguhnya tertulis di dalam Alkitab dengan apa yang pernah saya dengar dari orang lain (orang Muslim dan bahkan orang Kristen biasa). Alkitab menyebutkan tidak ada seorangpun yang benar kecuali Isa Al-Masih. Sekalipun mereka yang disebut orang pilihan Allah seperti Daud, Yakub, Abraham dan kedua-belas murid Isa Al-Masih. Setiap orang pernah melakukan dosa dan kesalahan, kecuali Isa Al-Masih.

Isa Al-Masih Satu-satunya Yang Tidak Berdosa

Beberapa fakta dalam Alkitab membuktikan bahwa Isa Al-Masih tidak pernah berdosa. Terdapat dalam Injil Rasul Besar Yohanes 8:46: Ia [Isa Al-Masih] sendiri berkata kepada musuh-Nya, “Siapa yang dari kalian menyatakan saya berdosa?” Tetapi tidak ada seorangpun yang memberi tanggapan. Lagi dalam Injil Rasul Besar Matius 27:4, "Aku (Yudah Iskariot) telah berdosa karena menyerahkan darah orang (Isa al-Masih) yang tak bersalah."
Pontius Pilatus, Gubernur Romawi yang menjatuhkan hukuman mati pada Isa Al-Masih, berkata “Perbuatan jahat apa yang telah Ia lakukan? Saya tidak menemukan satu pun kejahatan di dalam Ia yang layak dijatuhi hukuman mati.” Seorang tentara Romawi yang menyaksikan kematian Isa Al-Masih di salib, berkata, “Sungguh orang ini tidak berdosa!
Fakta-fakta di atas mengagetkan saya. Ternyata Isa Al-Masih adalah manusia tertinggi dari manusia yang pernah ada. Dia benar-benar layak diikuti.

Mengikuti Allah Dalam Isa Al-Masih

Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan membaca seluruh Alkitab. Selama setahun saya bergumul. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti Allah sebagaimana Ia tunjukkan diri-Nya di dalam Isa Al-Masih, bukan orang lain.
Ketika saya berdoa kepada-Nya, Dia hadir. Untuk pertama kalinya saya merasakan kehadiran Allah. Ini merupakan hal teraneh yang pernah terjadi. Saya sangat bahagia, juga sangat sedih. Bahagia mengetahui bahwa Allah hadir. Sedih mengetahui banyak waktu yang telah terlewatkan.
Saya merasakan damai sejahtera dan ingin damai itu tetap untuk selamanya. Saya masih ingat betul saat pertama kali berdoa. Saya berlari keluar ruangan karena itulah pertama kalinya saya merasakan hadirat Allah. Sejak saat itu saya mengikuti Allah. Ia mengubah seluruh hidup saya. Terlepas dari narkoba dan telah menjadi ciptaan baru sepenuhnya.

Diusir Oleh Keluarga

Orang-orang di Timur Tengah berpikir bahwa dirinya adalah benar dan orang lain salah. Demikian saya memiliki beberapa masalah dengan keluarga. Mereka mengusir saya keluar dari rumah.
Seperti yang Isa Al-Masih katakan, “Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. . . . ” (Injil, Rasul Matius 10:21) Itulah yang terjadi pada saya. Ayah saya menyerahkan saya ke Petugas Keamanan. Mereka menangkap dan memasukkan saya ke penjara karena berpaling dari Islam.

DisiksaDisiksa Dalam Penjara

Saya mengalami hari-hari yang tersulit di penjara. Mereka menyiksa dan memaksa saya untuk kembali menjadi Islam. Mereka menggunakan pengejut listrik, memukul, dan menggantung dengan mengikat pergelangan tangan saya. Setelah beberapa minggu mengalami hal itu, saya dimasukkan ke ruang hukuman isolasi selama hampir setahun. Tetapi saya tidak dapat menyangkal Isa Al-Masih yang telah memberikan saya hidup.

Tetap Berjalan Di Dalam Jalan Isa Al-Masih

Sekarang saya telah keluar dari penjara dan meninggalkan negara saya. Sementara mereka masih mencari saya karena telah meninggalkan ajaran Islam.
Saya tetap berjalan di dalam Isa Al-Masih, dan mengasihi-Nya. Mengapa? Karena Ia telah mengasihi saya terlebih dahulu dengan rela mati di kayu salib bagi saya. Sejak awal saya tahu saya akan mengalami berbagai masalah. Bukankah Firman Allah berkata tentang rasul Paulus: “Aku akan menunjukkan padanya berapa banyak penderitaan yang akan ia alami demi namaKu.” (Injil, Kisah Para Rasul 9:16)

Terlibat Dalam Pemberitaan Kabar Kasih Allah

Sekarang saya telah bebas dari segalanya. Saya memiliki istri yang mengasihi saya dan selalu mendukung setiap hal yang saya kerjakan untuk Allah.
Tapi yang terpenting adalah saya telah memiliki kepastian kekal bahwa saya akan bersama-sama dengan-Nya untuk selamanya, apapun yang terjadi. Saya memutuskan menghabiskan sisa hidup saya untuk memberitakan betapa besarnya kasih Allah kepada manusia. Seperti yang diperintahkan-Nya kepada saya, “Jangan takut, tetapi berbicara dan jangan diam; karena Aku bersama denganmu, dan tidak ada seorangpun yang akan menyakitimu; karena aku memiliki banyak pengikut di kota ini.” (Injil, Kisah Para Rasul 18:9, 10).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar